Kesepian seperti ini bukanllah yangkuharapkan bukan kesepian
yang aku pilih . ini adalah kesepian yang terjadi karena ku kira mereka
membenciku, mereka tidak menyukaiku, bahkan mungkin mereka menganggapku tidak
penting(pacarku pun mungkin menganggapku tidak penting dll ). Selama 18 tahun
aku hidup, aku selalu berkutat dengan pikiran dan imajinasiku. Terkadang aku
lebih memilih berbicara dengan diriku atau dengan kucingku daripada berbicara
dengan manusia lain yang belum tentu dia mau mendengarkan perkataanku,
mempercayainya, bahkan mengerti apa yang aku bicarakan. Aku hanya bisa
menyimpannya dalam hati, atau menyimpannya di salah satu memori otak, kalau
sudah benar-benar membuatku emosional maka aku kan berbicara pada diriku seolah
ada orang lain di hadapanku yang siap menerima semua penghinaan, cacian,
makian, omelan, gerutuan, dan apapun yang dapat memberiku kepuasaan. Aku memang
orang yang temperamental, emosional, pemarah. Tapi terkadang amarahku tertahan
di dada. Aku lebih suka menimbunnya menjadikannya bank amarah ketika sudah
terlalu banyak yang ditimbun suatu waktu bisa saja meledak seperti bom. Jujur
saja, aku merasa terasing di lingkunganku. Aku lebih suka berdiam berdiri
daripada harus ikut nimbrung atau
sekedar mengobrol dan menceritakan kehidupanku pada orang lain. Aku
terpaksa bersikap ramah dan tertarik dengan pembicaraan mereka padahal tak satu
pun yang menarik minatku. Dalam lingkungan pertemanan, aku tak tau apa yang
mereka asumsikan tentang diriku dan aku tidak berminat untuk tau secara
gamblang karena melihat sikap mereka padaku dan sikapku pada mereka sepertinya
aku dapat membaca isi hati mereka lewat mata. Terdengar, seperti pesimis ? yah
sangat pesimis. Mata dan aura mereka berkata seolah-olah aku hanya akan
berteman denganmu hanya demi kesopanan . Did you know that really hurtfull ?
Aku memang bukan orang baik yang akan bersikap seperti
malaikat. Mencoba menolong orang lain atau menyenangkan hati orang . karena aku
bukan budak dari kebahagiaan atau kesenangan orang lain . Aku hanya menjadi apa
adanya dan tidak bermaksud melukai perasaan orang lain meskipun seorang teman
berkata “Tidak semua orang bisa menerima kejujuranmu yang kelewat jujur yang
gak ada sensornya sama sekali”. Yah, aku akui itu . Sejujurnya tujuanku
bersikap seperti itu karena aku ingin menyadarkan mereka atas apa yang mereka
lakukan . Ayolah, terkadang orang tak sadar apa yang mereka lakukan atau sedang
mereka lakukan itu benar atau buruk. Aku tau masih banyak sekali cara lain
untuk menyadarkan mereka, tapi terkadang mereka selalu bersembunyi dari
kebenaran dan tidak mau mengakuinya . So, maaf kalo caraku extrim . Aku hanya
ingin membuat mereka mampu menerima kenyataan atas dirinya tidak peduli itu
baik atau buruk.
Ternyata menulis isi otak kepala kita pada sebuah lembar
halaman nyata atau tidak nyata dapat meringankan beban. Ternyata ini ide yang
baik daripada berbicara dengan bayangan yang aku sendiri tidak melihatnya
dengan mata telanjang atau dengan kucingmu yang hanya bisa mengeong dan
menatapmu tajam saat kau menceritakan keluh kesahmu . Akhirnya, nemu alternatif
juga kalo si Besty itu lagi gak ada atau
lagi gak ada yang bisa diajak omong.
Lumayan buat postingan pertama daripada nyumpel mulu di otak .
No comments:
Post a Comment