Translator

 

Monday, October 17, 2011

Isi Otak part 1


Kesepian seperti ini bukanllah yangkuharapkan bukan kesepian yang aku pilih . ini adalah kesepian yang terjadi karena ku kira mereka membenciku, mereka tidak menyukaiku, bahkan mungkin mereka menganggapku tidak penting(pacarku pun mungkin menganggapku tidak penting dll ). Selama 18 tahun aku hidup, aku selalu berkutat dengan pikiran dan imajinasiku. Terkadang aku lebih memilih berbicara dengan diriku atau dengan kucingku daripada berbicara dengan manusia lain yang belum tentu dia mau mendengarkan perkataanku, mempercayainya, bahkan mengerti apa yang aku bicarakan. Aku hanya bisa menyimpannya dalam hati, atau menyimpannya di salah satu memori otak, kalau sudah benar-benar membuatku emosional maka aku kan berbicara pada diriku seolah ada orang lain di hadapanku yang siap menerima semua penghinaan, cacian, makian, omelan, gerutuan, dan apapun yang dapat memberiku kepuasaan. Aku memang orang yang temperamental, emosional, pemarah. Tapi terkadang amarahku tertahan di dada. Aku lebih suka menimbunnya menjadikannya bank amarah ketika sudah terlalu banyak yang ditimbun suatu waktu bisa saja meledak seperti bom. Jujur saja, aku merasa terasing di lingkunganku. Aku lebih suka berdiam berdiri daripada harus ikut nimbrung atau  sekedar mengobrol dan menceritakan kehidupanku pada orang lain. Aku terpaksa bersikap ramah dan tertarik dengan pembicaraan mereka padahal tak satu pun yang menarik minatku. Dalam lingkungan pertemanan, aku tak tau apa yang mereka asumsikan tentang diriku dan aku tidak berminat untuk tau secara gamblang karena melihat sikap mereka padaku dan sikapku pada mereka sepertinya aku dapat membaca isi hati mereka lewat mata. Terdengar, seperti pesimis ? yah sangat pesimis. Mata dan aura mereka berkata seolah-olah aku hanya akan berteman denganmu hanya demi kesopanan . Did you know that really hurtfull ?

Aku memang bukan orang baik yang akan bersikap seperti malaikat. Mencoba menolong orang lain atau menyenangkan hati orang . karena aku bukan budak dari kebahagiaan atau kesenangan orang lain . Aku hanya menjadi apa adanya dan tidak bermaksud melukai perasaan orang lain meskipun seorang teman berkata “Tidak semua orang bisa menerima kejujuranmu yang kelewat jujur yang gak ada sensornya sama sekali”. Yah, aku akui itu . Sejujurnya tujuanku bersikap seperti itu karena aku ingin menyadarkan mereka atas apa yang mereka lakukan . Ayolah, terkadang orang tak sadar apa yang mereka lakukan atau sedang mereka lakukan itu benar atau buruk. Aku tau masih banyak sekali cara lain untuk menyadarkan mereka, tapi terkadang mereka selalu bersembunyi dari kebenaran dan tidak mau mengakuinya . So, maaf kalo caraku extrim . Aku hanya ingin membuat mereka mampu menerima kenyataan atas dirinya tidak peduli itu baik atau buruk.

Ternyata menulis isi otak kepala kita pada sebuah lembar halaman nyata atau tidak nyata dapat meringankan beban. Ternyata ini ide yang baik daripada berbicara dengan bayangan yang aku sendiri tidak melihatnya dengan mata telanjang atau dengan kucingmu yang hanya bisa mengeong dan menatapmu tajam saat kau menceritakan keluh kesahmu . Akhirnya, nemu alternatif juga kalo si Besty  itu lagi gak ada atau lagi gak ada yang bisa diajak omong.

Lumayan buat postingan pertama daripada nyumpel mulu di otak . 






No comments:

Post a Comment