Translator

 

Sunday, October 23, 2011

Isi Otak Part 2

Cinta ? mungkin usiaku sekarang belum mengijinkanku berbicara tentang hal itu apalagi mencoba mengerti tentang hal itu . Tapi sepertinya pengetahuan dan hasratku membuatku ingin mengetahuinya lebih dari apa yang telah aku ketahui saat ini baik dari pengalaman orang lain, TV, Drama, Novel yang aku baca, bahkan dengan pengalamanku bersama pacar-pacarku sebelumnya.
Pikiran, ide, imajinasi, pola pikir dan lingkunganku telah memberikan transformasi besar dalam hidupku selama 10 tahun ini. Aku bertemu banyak orang, melihat kehidupan dari sisi mereka, mendengarkan cerita dan keluh kesah mereka, mengambil pengalaman berharga dari mereka tapi tetap saja aku tidak menemukan cinta di sana .
Baru saja aku menyelesaikan membaca bukunya Paulo Coelho, The Zahir dan aku mendapat inspirasi besar tentang cinta dan hubunganku dengan pacarku untuk kutulis di sini . Banyak orang di negaraku mengaku mereka mengenal cinta, memahami cinta, bahkan mereka mengaku memiliki cinta untuk diri mereka dan orang lain di sekitar mereka yang tanpa mereka sadari mereka telah membuat diri mereka tersesat terlalu jauh pada cinta itu sendiri . Cinta di sini dipahami sebagai suatu simbol intimasi atas hasrat manusia yang alami (dalam konteks yang paling sederhana). Aku tidak mengerti bagaimana bangsaku memandang tentang cinta itu sendiri tapi yang jelas itu membuatku muak . Tapi kali ini, aku tidak akan bersikap sarkastis pada siapa pun atau aku sudah terlanjur sarkastis sekarang .
Buku ini mengajarkan padaku untuk menilik ulang lagi kehidupanku perjalanan hidupku, dan titik dimana aku mulai menyerah agar aku bisa melepaskan diri dari masa laluku dan membuatku menerima cinta . Awalnya, aku hanya mempercayai bahwa cinta hanyalah suatu yang diciptakan oleh otak dan hormon yang ada dalam tubuh kita ketika melihat lawan jenis kita ( dalam konteks hubungan pria dan wanita ). Namun, aku mendapati bahwa cinta tidak sedangkal itu . Sejujurnya, tak banyak yang bisa ku katakan karena aku belum mengalaminya sendiri. Menjalin beberapa kali hubungan tidak membuatku menemukan cinta, aku hanya menambah pengetahuanku tentang jenis-jenis orang dan bagaimana menghadapinya. Aku sendiri juga tidak tau apa sebenarnya yang aku cari dalam suatu hubungan bahkan dengan pacarku sekarang . Aku mencoba menerapkan “cinta tertinggi” dalam buku itu cinta dimana tidak ada batas, tanpa syarat, cinta seperti cinta Tuhan pada ciptaanNya dalam konteks yang paling sederhana dalam hubunganku .  Tapi aku rasa aku belum sampai pada titik itu saat ini dan aku tidak akan memaksakan diriku untuk sampai ke titik itu saat ini . Yah, bisa dibilang ini adalah eksperimenku. Apakah aku bisa menemukan cinta dalam dirinya bila aku mencintainya dengan cara tersebut . Ini memang naif. Sekalipun aku memahami betul apa arti kata-kata yang aku sebutkan di atas, aku tetap merasa memilikinya dan memiliki rasa cemburu. Mungkin pengalaman yang akan mengajariku selanjutnya tapi ini suatu referensi yang bagus untuk suatu permulaan.

No comments:

Post a Comment